Monday, July 1, 2013

Wereable device

Apa yang akan terjadi setelah era smartphone dan tablet? Jawabannya adalah ini: wearable computing, sebuah perangkat yang bisa dikenakan di pergelangan tangan, di kerah kemeja, di sol sepatu, hingga dipakai sebagai kacamata.
Wearable computing benar-benar mengubah cara kita berinteraksi dengan sebuah perangkat elektronik. Sebab, perangkat tersebut mampu menjalankan fungsi yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh smartphoneatau tablet.
Misalnya memonitor kondisi fisik dan kesehatan tubuh dengan cara melihat seberapa aktif kita berolah raga, kualitas tidur, atau jumlah langkah kaki dalam sehari.
Tidak selalu pula wearable computing itu fungsinya menjadi ”pelengkap” dari sebuah smartphone. Lihat saja Google Glass yang memang di desain untuk dimanfaatkan secara independen. Beberapa perangkat lain juga memiliki kemampuan untuk dapat mengunggah atau mengunduh data ke server cloud (di internet).
”Di masa depan, perangkat teknologi menjadi lebih praktis dan intim dalam menemani keseharian penggunanya,” ujar Scott Herbst dari firma desain Herbst Produkt. ”Tidak perlu lagi kita merogoh saku atau menggenggam ponsel, karena interaksi antara manusia dan mesin menjadi semakin organik,” tambahnya.
Mengapa tren wearable computing ini baru muncul sekarang? Direktur riset consumer devices di Current Analysis Avi Greengart menilai, momentum yang ada saat ini dipicu dari penurunan harga chip dan sensor seperti gyroscope dan accelerometer yang terus menurun.

 Secara bertahap, ekosistem wearable computing ini mulai terbentuk. Berbagai perusahaan di dunia saat ini sedang berinvestasi dan merancang perangkat-perangkat wearable computing yang fungsinya bisa sangat mengejutkan.
”Bersama Motorola Solutions, kami sedang mengembangkan perangkat untuk para teknisi kapal,” kata Mike Roberts dari PARC, organisasi research and development (R&D) yang di danai oleh Xerox.
Perangkat tersebut dikenakan dikepala. Fungsinya merekam dan mengirim data. Jadi, seorang teknisi yang sedang memperbaiki sebuah generator bisa langsung mendapat input dan saling berkomunikasi dari seorang ahli di tempat berbeda secara real time.
Sky is the limit. Bentuk penggunaan wearable computing ini tidak ada batasnya. Dalam waktu yang tak lama lagi, misalnya, konsumen akan terus dimanjakan dengan berbagai perangkat elektronik yang dibenamkan di pakaian, di ikat di tungkai, digantung di ikat pinggang, di dalam sepatu, hingga menjadi kacamata, kalung, gelang, dan sebagainya.
Sony Mobile, misalnya, sudah siap dengan produk Smartwatch 2. ”Kami sudah mengenalkan jam tangan Bluetooth pada 2007. Ketika kompetitor baru mulai di generasi pertama, Sony SmartWatch 2 adalah produk generasi ketiga,” ujar Stefan K Persson, Head of Companion Product Sony Mobile Communications.
Menurut Stefan, masa depan wearable computing ini sangat cerah. ”Diperkirakan 41 juta jam tangan pintar akan terjual pada 2016 mendatang,” katanya. ”Saat ini Sony memiliki lebih dari 200 aplikasi yang terdedikasi untuk Sony SmartWatch, dan lebih dari satu juta unduhan,” ia menambahkan.
Sony SmartWatch 2 baru saja dikenalkan pekan lalu di China. Jam tangan tersebut dapat melakukan panggilan telepon dengan sentuhan ke pergelangan tangan, memotret dari jauh, mengontrol presentasi, melihat rute saat berlari atau bersepeda, membaca email, mengatur volume lagu, dan masih banyak lagi.
Memunculkan Tantangan
 Dalam perkembangannya,wearable computing ini memang memiliki cukup banyak tantangan. Dari segi performa, misalnya, jadi tantangan bagi para engineer untuk membenamkan performa komputasi yang cukup besar pada perangkat yang relatif kecil.
Tantangan kedua adalah desain. Karena wearable computing ini lebih banyak “dipakai” di tubuh dan bukan disimpan di dalam kantong, maka tantangan terbesar bagi para desainer adalah bagaimana mengemas penampilannya semenarik mungkin. Bahkan, begitu menariknya hingga berfungsi sebagai perangkat fashion.
Karena itu pula, futurist seperti Paul Saffo berharap agar Apple untuk segera merilis produk wearable device—sudah banyak rumor yang menyebutkan bahwa Apple akan meluncurkan iWatch. ”Sebab hanya Apple yang memiliki kemampuan memproduksi gadget yang begitu indahnya hingga dianggap sebagai perangkat fashion,” katanya.
Selain itu, perangkat wearable computing ini juga dihadapkan pada problematik baterai. Teknologi pada baterai, menurut CEO Jawbone Hosain Rahman, tidak berkembang secepat teknologi pada perangkat bergerak.
”Dalam lima tahun kedepan mungkin akan ditemukan teknologi seperti remote charging yang akan memangkas ketergantungan kita pada baterai. Namun, saat ini kita masih dihadapkan pada tantangan energi baterai yang terlalu minim untuk melayani kebutuhan konsumen modern,” paparnya.
Chief executive Atheer Labs Soulaiman Itani menggambarkan bagaimana wearable computing saat ini sedang berada di posisi smartphone pada awal 2000an. ”Perlu ada produk seperti ’iPhone’ yang mampu memberikan perubahan secara fundamental,” katanya.
Menurut survei yang dilakukan oleh Forrester Research, hanya sekitar 5% warga Amerika yang menggunakan perangkat dengan sensor untuk memonitor berbagai aktivitas. Misalnya berlari atau tidur.
Dan ketika ditanya perangkat seperti apa yang mereka favoritkan, 29% menjawab perangkat yang dapat di-dikenakan di pakaian, 28% di pergelangan tangan, dan kacamata 12%.
Google Glass rencananya akan dipasarkan mulai akhir 2013-awal 2014 mendatang. Sedangkan Apple dan Samsung dikabarkan tengah mengembangkan perangkat serupa.
Bagaimana dengan Apple? Chief Executive Apple Tim Cook hanya mengatakan bahwa wearable computeradalah segmen yang haus eksplorasi. Namun, ia tidak mengiyakan rencana Apple untuk membuat iWatch.
Google dan Apple sama-sama memiliki sistem operasi yang mengontrol dunia. Karena itu, sebagian analis berpendapat bahwa pasar wearable computer ini tidak akan membesar secara signifikan sebelum Apple masuk ke pasar ini dan menjadikannya sebagai ”perangkat yang wajib dimiliki”.
”Apple adalah market maker yang mampu menjual sebuah produk hingga puluhan juta unit. Jika mereka masuk ke pasar ini, maka akan menjadi langkah besar,” tegas analis Forrester Sarah Rotman Epps.
Tapi, alih-alih menunggu Apple, Google, serta ekosistem pasar yang belum juga terbentuk, Anda sudah bisa menjadi early adopter dari wearable device ini. Sebab, vendor seperti Samsung pun cukup serius untuk membawa perangkat tersebut ke Indonesia.
Menurut Product Marketing Manager PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Febri Rusli, aplikasi S-Health yang ada di Samsung Galaxy S4 menjadi media yang dapat terhubung dengan perangkat wearable device seperti S Band atau HRM (Heart Rate Monitor).
S Band dikenakan di pergelangan tangan. Fungsinya untuk mencatat langkah, jumlah kalori yang dibakar, hingga jarak yang ditempuh saat berolah raga. Informasi tersebut lantas direkam ke dalam aplikasi S-Health di Galaxy S4 yang fungsinya selain memonitor kebugaran setelah berolahraga, juga menjadi ”buku harian” dalam berolah raga.
John Edson, presiden firma desain Lunar di San Francisco menilai bahwa dalam waktu tak lama lagi pasar akan dibanjiri dengan berbagai produk wearable electronic. ”Memang tidak semuanya akan sukses. Sebagian besar justru berpotensi gagal. Tapi, engineer dan desainer bekal terus melontarkan ide sampai ada yang ’nyangkut’,” katanya.
”Saat ini Anda memiliki smartphone. Lantas ada aplikasi. Di masa depan aplikasi itu menjadi sebuah alat yang bisa Anda pakai di tubuh,” tambahnya. danang arradian
Interaksi Baru Manusia-Komputer
Definisi
Wearable computing memfasilitasi bentuk interaksi baru antara manusia dan komputer dalam bentuk lebih kecil—dan bisa dikenakan—yang selalu menyala (always ready) dan dapat di akses setiap saat.
Potensi Pasar
Menurut IMS Research, market wearable computing diperkirakan akan tumbuh dari 14 juta unit pada 2011 menjadi 171 juta unit hingga 2016 mendatang. Lembaga survei lainnya, ABI Research, bahkan berani menyebut angka 485 juta wearable computing sampai 2018. Sedangkan Bussiness Insider Research lebih moderat dengan prediksi 100 juta unit pada 2014 dan 300 juta unit pada 2018.
Bentuk Wearable Terpopuler
Gelang
 Didorong kebutuhan berolahraga dan kesehatan, gelang akan menjadi wearable computing yang akan mendominasi pasar. Menurut IMS Research, seandainya pun smart bracelet ini tidak akan populer di pasar mainstream, namun kebutuhan untuk segmen kesehatan, kebugaran, serta medis, bakal meningkat drastis. Tahun ini saja diperkirakan 60 persen pasar wearable computing berasal dari gelang.
Smartwatch

Jam tangan pintar sudah banyak diproduksi oleh berbagai vendor. Salah satu fungsi utamanya adalah untuk dipasangkan dengan perangkat smartphone.
Alih-alih mengumpulkan informasi, fungsi Smartwatch lebih banyak sebagai display atau penampil informasi. Dengan Smartwatch, pengguna tak lagi harus selalu merogoh saku dan mengambil smartphonemereka untuk melihat notifikasi.
Kacamata

Google Glass akan menjadi salah satu pemicu tren wearable computing. Hingga akhir 2013 mendatang Google akan melihat dan mencatat bagaimana reaksi dari pengguna terhadap perangkat tersebut.
Dan yang pasti, pasar, developer, bahkan konsumen sudah sangat antusias. Salah satu fungsi utama Google Glass adalah mengekskalasi pengalaman di teknologi augmented reality.
Sumber : http://danevil.com/2013/06/29/tantangan-wearable-computing/

Share

No comments:

Post a Comment